Para ahli kimia tersebut melakukan pengujian terhadap belerang dan potasium nitrat, memanaskan substansi tersebut untuk mengubahnya. Sang ahli kimia Wei Boyang menulis “Buku Hubungan antara Ketiga” yang secara terperinci menjabarkan penelitian-penelitian yang dilakukan oleh para ahli kimia tersebut.
Bubuk mesiu di China |
Pada masa Dinasti Tang (sekitar 850 M), seorang ahli kimia yang hebat, mencampurkan 75 persen potasium nitrat dengan 15 persen arang, dan 10 persen belerang. Campuran ini tidak memperlihatkan sesuatu yang berhubungan dengan obat rahasia “panjang umur”, tetapi campuran ini dapat meledak menghasilkan sinar dan bunyi ledakan ketika didekatkan ke api.
Banyak buku catatan sejarah di barat selama bertahun-tahun mencatat bahwa orang Tionghoa hanya menggunakan penemuan ini untuk membuat petasan dan kembang api, tetapi itu ternyata tidaklah benar.
Kekuatan militer Dinasti Song pada awal tahun 904 M, telah menggunakan senjata dengan bahan bubuk mesiu untuk melawan musuh utama mereka, Bangsa Mongolia. Senjatanya terdiri dari “api terbang” (atau dalam bahasa mandarin disebut “fei huo”), panah dengan sebuah tabung berisi bubuk mesiu yang dibakar. Panah “Api Terbang” ini merupakan miniatur dari roket, yang dilontarkan ke daerah lawan dan membawa ancaman bagi para tentara dan kuda lawan. Alat ini kelihatan bagaikan ilmu sihir yang menakutkan bagi para perwira utama lawan yang harus menghadapi kekuatan dari bubuk mesiu itu.
Pada pertengahan sampai akhir dari abad ke-11, pemerintah Song sangat khawatir akan penyebaran teknologi bubuk mesiu itu ke negara-negara lain. Akhirnya penjualan potasium nitrat kepada orang asing pun dilarang pada tahun 1076. Akan tetapi ilmu pengetahuan tentang bahan yang menakjubkan ini sudah tersebar sejalan dengan Jalan Sutera (sebuah rute/jalur perdagangan yang menghubungan Cina dengan negara-negara Asia Selatan) sampai ke India, Timur Tengah, bahkan Eropa.
0 komentar:
Posting Komentar